Harian Nasional edisi Jumat (29/8/2014) |
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyatakan telah meminta pemerintah saat ini menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun, permintaan itu ditolak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika mereka bertemu empat mata di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8) malam.
“Beliau (SBY) menyampaikan, saat ini kondisinya kurang tepat untuk menaikkan harga BBM subsidi. Kira-kira itu jawabannya,” kata Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/8).
Jokowi mengaku tak keberatan dengan keputusan Presiden SBY itu karena dia kini masih Gubernur DKI Jakarta. Namun, ketika sudah menjadi presiden kelak, dia akan menaikkan harga BBM. “Saya siap tidak populer. Tetapi subsidi harus segera dialihkan ke usaha produktif, di kampung-kampung, pedesaan, UMKM, pupuk petani, benih, hingga solar untuk nelayan,” tuturnya. Kartu subsidi usaha produktif pun bakal diterapkan.
Menurut Jokowi, hal itu dilakukan demi kesejahteraan masyarakat. Dia pun mengimbau masyarakat tak menjadikan Indonesia sebagai negara konsumtif, tetapi produktif. “Jangan sampai kita konsumtif untuk digunakan kepada mobil-mobil mewah,” katanya.
Berita selengkapnya dapat dibaca di sini: