Berita Utama
Bisnis & Keuangan
Humaniora
International
Opini
Politik & Hukum
Nusantara
Metropolitan
Olahraga
Sumatera Bagian Selatan
Sumatera Bagian Utara
Yogyakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Teropong
| Media Indonesia | Sabtu, 1 Mei 2010 |
EDITORIAL
Satgas Kosmetik
SATUAN Tugas Pemberantasan Mafia Hukum menyebut ada sembilan tipe mafia yang beroperasi di Indonesia. Satgas bertekad menyingkirkan semua bentuk mafia itu dari bumi Indonesia. Sembilan bentuk mafia itu adalah mafia peradilan, korupsi, pajak dan bea cukai, tambang dan energi, tanah, perbankan, hutan, pasar modal, serta mafia perikanan. Daftar yang panjang, tetapi tidak ada yang baru.
Tidak ada yang baru, sebab jauh sebelum satgas dibentuk, kita sudah mengetahui bahkan merasakan dampak buruk praktik berbagai jenis mafia itu. Kita justru khawatir, makin panjang daftar mafia yang dibikin satgas, makin panjang pula deretan kasus yang tak dapat dituntaskan satgas.
Kekhawatiran itu sangat beralasan. Sejak dibentuk berdasarkan keputusan presiden akhir tahun lalu, satgas menanggung persoalan kewenangan. Lembaga ini hanya punya kewenangan koordinasi, evaluasi, dan rekomendasi.
Satgas sama sekali tak punya kewenangan eksekusi. Itu artinya, meski menyandang kata ’pemberantasan’ dalam namanya, satgas tak punya kewenangan untuk memberantas. 'Contradictio in terminus!'
Tanpa kewenangan eksekusi, satgas terpaksa mengembalikan eksekusi perkara yang ditangani ke lembaga-lembaga resmi seperti polisi, kejaksaan, dan kehakiman, yang mungkin saja terlibat berbagai bentuk mafia tadi. Tanpa kewenangan eksekusi, bagaimana mungkin satgas mampu memberantas kesembilan bentuk mafia itu?
Publik sedari awal curiga satgas tak lebih dari kosmetik untuk memoles wajah buruk hukum negeri ini. Melalui bedak dan gincu yang disebut satgas itu, publik hendak diberi kesan bahwa pemerintah superserius menangani persoalan mafia.
Ibarat produk kosmetik, satgas tentu perlu mengiklankan diri. Inspeksi mendadak yang digelar di sejumlah institusi tempat bersemayam para mafia mendapat porsi besar pemberitaan media.
Tengoklah bagaimana satgas mereklamekan diri pada kunjungan mendadaknya ke penjara mewah Artalyta Suryani alias Ayin. Sudah menjadi rahasia umum bahwa para terpidana korupsi mendapat fasilitas mewah di penjara. Akan tetapi, karena kepiawaian memainkan peran di pentas pemberitaan media, kunjungan mendadak ke penjara mewah Ayin seolah menjadi terobosan baru satgas dalam memberantas mafia hukum.
Tengok pula bagaimana satgas mengadakan inspeksi mendadak ke pengadilan pajak. Inspeksi itu tidaklah luar biasa karena dilakukan setelah media massa memberitakan secara luas sepak terjang pengadilan pajak. Akan tetapi, sekali lagi, karena kepiawaian jual tampang di panggung pemberitaan media, satgas seolah telah bekerja keras memberantas mafia pajak.
Kosmetik cepat atau lambat pasti luntur. Oleh karena itu, sebaiknya satgas tidak usah hilir mudik seakan sanggup memberantas sembilan bentuk mafia itu sekali pukul. Fokus sajalah memberantas mafia hukum. Bisa enggak?
PAUSE: Awet Muda dengan Buah dan Sayur
INGIN awet muda? Pastikan asupan buah dan sayuran Anda sudah mencukupi. Buah dan sayuran seperti paprika, brokoli, dan apel mengandung beragam nutrisi yang membantu menjaga kelembutan kulit serta menjauhkan penyakit.
Tidak banyak yang tahu bahwa paprika adalah sumber vitamin C terbaik, bahkan melebihi sitrun. Sebuah studi di Inggris terhadap 4.025 perempuan menemukan mereka yang memakan lebih banyak paprika memiliki lebih sedikit keriput dan kulit kering.
Adapun brokoli bisa menjauhkan berbagai macam penyakit seperti kanker dan penyakit jantung. Hanya dengan menyantap empat porsi sayuran seperti brokoli, kubis, dan kembang kol per pekan, risiko kematian akibat penyakit apa pun dapat diperkecil menjadi sebesar 26%. Itu terungkap dalam riset selama 28 tahun yang diadakan tim peneliti di Universitas Johns Hopkins terhadap 6.100 orang.
Adapun buah yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi adalah apel. Menurut Studi Kesehatan Perempuan Iowa di AS, apel adalah salah satu makanan yang diyakini paling ampuh menurunkan risiko kematian karena penyakit jantung di kalangan perempuan pascamenopause. Sejumlah studi lainnya juga menemukan apel dapat menurunkan risiko kanker paru-paru dan diabetes tipe 2. (Msn.com/EP/X-5)
| Koran Tempo | Sabtu, 1 Mei 2010 |
| Seputar Indonesia | Sabtu, 1 Mei 2010 |
| Surya | Sabtu, 1 Mei 2010 |
| Radar Jogja | Sabtu, 1 Mei 2010 |
| Sriwijaya Post | Sabtu, 1 Mei 2010 |
| Pontianak Post | Sabtu, 1 Mei 2010 |
| Tribun Kaltim | Sabtu, 1 Mei 2010 |
| Bali Post | Sabtu, 1 Mei 2010 |