Sekadar menelusuri jejak-jejak peradaban

Media Indonesia, Selasa, 18 Oktober 2011


Tuesday, October 18 2011
In today's issue of Media Indonesia ePaper:
FRONT PAGE NEWS
Morning DispatchCelah Tol Bagian dari Konstruksi
Spacer
Morning DispatchDemokrat dan PAN Tukar Guling Menteri PKS
Spacer
Morning DispatchEDITORIAL Kabinet Wakil
Spacer
Morning DispatchPAUSE Tertawa dan Romantisme
Spacer
Morning DispatchPertamina Pulihkan Pasokan Avtur ke Merpati
Spacer
Other pages in this editionEntire Edition
SpacerSpacerSpacer
OlahragaRead More
Spacer
SEA Games Sesuai Jadwal
7 Atlet NTT Tampil di SEA Games
Susanto Paksa Mareco Bermain Remis
MegapolitanRead More
Spacer
Polri Harus Buru Buron Kasus Astro
Preman kian Marak di Gelora Bung Karno
Identitas Mayat masih Gelap

EDITORIAL » Kabinet Wakil
RESHUFFLE kabinet yang diharap sebagai gebrakan besar dan berani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap kinerja pemerintahan ternyata menghasilkan perubahan seadanya. Tentu mengecewakan karena hilangnya unsur keberanian dalam perubahan itu sendiri.
Perombakan kabinet yang diharapkan mengganti para menteri yang tidak kapabel ternyata dijawab dengan menggembungkan jabatan wakil menteri. Para wakil menteri yang dalam praktik masih diperlakukan sebagai ban serep dengan tugas yang tidak jelas akan membengkak dari tujuh saat ini menjadi 19.
Sebaliknya, para menteri yang diganti atau bertukar posisi sampai saat ini masih terbatas pada tujuh kementerian. Padahal, bila evaluasi Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dipegang sebagai parameter kinerja, lebih dari 50% menteri tidak kapabel.
Tentu menjadi perdebatan mengapa perombakan kabinet yang fokusnya ialah kinerja menteri ternyata hanya menghasilkan pembengkakan jabatan wakil menteri. Seolah-olah menteri-menteri tidak berprestasi karena ketiadaan wakil yang pas dan cukup. Itu sama saja dengan lain yang ditanya lain yang dijawab.
Dunia manajemen sekarang semakin yakin bahwa organisasi yang terlalu gemuk memberatkan kinerja. Karena itu, efisiensi dan efektivitas hanya dicapai melalui postur organisasi yang ramping. Dengan menambah wakil menteri dari 10 menjadi 19 jelas terjadi sebuah pembengkakan. Konsekuensinya yang amat jelas ialah pembengkakan biaya.
Kalau para wakil menteri ditambah, pertanyaan yang juga muncul ialah bagaimana utilisasi dan koordinasi dengan struktur yang telah ada? Misalnya, bagaimana pembagian kerja di antara pejabat-pejabat eselon 1, para dirjen, sekjen, dan irjen? Belum lagi para menteri juga membawa para staf khusus masing-masing untuk kepentingan mereka sendiri?
Jadi, bisa dibayangkan betapa rumit struktur dan rentang kendali dari organisasi yang dipaksa menjadi sangat gemuk. SBY lupa pada satu fakta bahwa birokrasi kita terlalu bengkak sampai-sampai pemerintah memberlakukan moratorium penerimaan pegawai negeri.
Kelihatan, penambahan jabatan wakil menteri yang demikian banyak merupakan pilihan yang paling lembek buat SBY. Hanya dalam hal itulah reshuffle bebas dari intervensi dan belenggu partai politik.
Kalau lain yang ditanya lain yang dijawab, lain yang diminta lain yang diberi, apa yang bisa diharap dari perombakan ketika usia pemerintahan SBY tinggal separuh waktu? Tidak banyak yang bisa diharapkan dari reshuffle dengan watak seperti ini.
Keyakinan yang belum banyak bergeser ialah kinerja sebuah organisasi, termasuk pemerintahan, sangat ditentukan pemimpinnya. Karena itu, mengatasi seorang menteri yang tidak berprestasi dengan menambah wakil menteri merupakan sebuah kekeliruan.
Reshufffle yang memperkuat dan memperbanyak kehadiran para wakil menteri mempertegas kemerosotan tanggung jawab para pemimpin. Juga mempertegas lagi tentang keberadaan negara pegawai di Indonesia.

PAUSE » Tertawa dan Romantisme
RISET terbaru menyimpulkan tertawa sangat berguna untuk meningkatkan kualitas keromantisan sebuah hubungan. Menurut studi di AS tersebut, pasangan yang sering berbagi tawa akan lebih mendapatkan kepuasan hubungan ketimbang mereka yang hanya menceritakan pengalaman atau berbagi cerita positif yang tak lucu. Selain itu, tertawa merupakan energi yang mampu meningkatkan kesehatan fisik.
Peneliti bahkan juga yakin bahwa tertawa memiliki manfaat medis. Karena itu, kita disarankan agar selalu meningkatkan kemampuan untuk bisa menertawakan sesuatu atau cerita yang biasa-biasa saja, bahkan yang negatif sekalipun, demi hubungan pasangan serta perasaan bahagia. (Medicmagic/*/X-5)

ON THIS DAY »
1867: AS Ambil Alih Alaska
1968: John Lennon dan Yoko Ono Ditangkap karena Narkoba
2007: Kerusuhan Karachi

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Cara Seo Blogger