|
|
EDITORIAL » Tiga Panggung Andi Nurpati
ANDI Nurpati, politikus Partai Demokrat yang nekat hengkang dari komisioner Komisi Pemilihan Umum sembari melabrak undang-undang, telah tampil dalam tiga panggung 'pengadilan'.
Pengadilan atas petinggi Partai Demokrat itu masih berkutat pada pertanyaan yang tidak terjawab tentang konstruksi dan logika di seputar fakta pemalsuan surat putusan Mahkamah Konstitusi.
Konstruksi hukum yang melabrak logika ialah pemalsu surat ditetapkan bersalah, dan mengabaikan sama sekali pengguna dan pemesan. Tanpa pemesan, tidak mungkin Masyhuri Hasan, yang cuma juru panggil, memanipulasi dokumen dengan risiko hebat bagi karier dan masa depannya.
Panggung pertama dan utama yang mengaburkan konstruksi fakta dan logika sehat publik ialah panggung di ranah kepolisian. Di panggung itu, Andi Nurpati dibela dengan segala cara supaya tidak bersalah.
Padahal di panggung Panja DPR, panggung kedua, dengan pertanyaan yang sebagian besar sama dengan pertanyaan di kepolisian, ada keyakinan yang sangat besar bahwa Andi Nurpati berperan besar dalam proses pemalsuan.
Panggung ketiga bagi Nurpati terjadi dalam talk show sebuah televisi swasta. Itulah panggung heterogen yang berisi orang-orang pintar dari berbagai bidang ilmu dan bidang kerja. Di panggung itu pun Andi Nurpati sulit berkelit dari konstruksi logika dan fakta keterlibatannya.
Namun, Andi Nurpati confident. Ketenangan Nurpati mendapat peneguhan dari wakil polisi yang hadir bahwa polisi tidak wajib mengikuti seluruh logika dan konstruksi yang terjadi di dua panggung lainnya. Penegasan wakil polisi itu sekaligus menjadi kesimpulan bahwa pikiran dan nurani keadilan publik tidak menjadi patokan polisi dalam menegakkan hukum.
Di sinilah problem kemerosotan kredibilitas lembaga-lembaga negara, terutama lembaga hukum. Logika hukum, yang bisa dibolak-balik sesuka hati, ditempatkan di ruang hampa tanpa koneksitas dengan kehidupan lainnya. Hukum yang hanya tegak di kantor dan dalam otak polisi melahirkan tragedi kemanusiaan yang dahsyat. Itulah yang kini terjadi.
Hukum di Indonesia hanya bengis kepada pelaku kroco, tapi ramah kepada aktor intelektual. Itulah sumbat keadilan yang kian keras dilawan masyarakat yang tidak bodoh lagi. Problem kredibilitas, terutama penegak hukum, ialah menumpuknya pertanyaan yang tidak terjawab dari hari ke hari.
Pemalsuan putusan MK tidak bisa dieliminasi hanya terbatas pada lokus MK. Harus ada tersangka dari kalangan KPU, entah itu Andi Nurpati atau siapa pun. Lalu Masyhuri harus jujur mengungkapkan apa motivasi dia memalsukan putusan MK. Demi duit? Atau yang lain?
Dua panggung Andi Nurpati, minus panggung polisi, telah gamblang mengarah ke Andi Nurpati. Yang kurang ialah kejujuran saja.
PAUSE » Bebas Gula dan Gigi
PERMEN karet dan minuman ringan bersoda bebas gula ternyata berisiko merusak gigi. Berdasarkan riset yang dipublikasikan British Dental Journal (BDJ), permen dan minuman itu tetap mengandung asam adiktif yang mengikis lapisan email gigi.
Dari penelitian berjudul Apakah Produk Bebas Gula Benar-Benar Sehat untuk Gigi Anda? terungkap adanya risiko tersembunyi dari produk diet yang umumnya menggunakan 'gula alkohol' (polyols, sorbitol, dan xylitol). Zat-zat tersebut meningkatkan keasaman di mulut sehingga asam tersebut mampu mengikis email gigi.
"Karena produk yang menggunakan sorbitol dan xylitol meningkat, masyarakat harus dididik dengan informasi tentang risiko tersembunyi dari zat ini," kata ketua tim riset, Dr Sok-Ja Janket, dari University of Boston, AS. (Dailymail/*/X-5)
ON THIS DAY »
1981 : Mubarak Jadi Presiden Mesir
1925 : Kelahiran Thatcher
1884 : Penetapan Greenwich Mean Time