Sekadar menelusuri jejak-jejak peradaban

Media Indonesia, Jumat, 21 Oktober 2011


Friday, October 21 2011
In today's issue of Media Indonesia ePaper:
FRONT PAGE NEWS
Morning DispatchMahasiswa Nilai SBY-Boediono Gagal
Spacer
Morning DispatchKHADAFI TEWAS
Spacer
Morning DispatchDemokrat Tekan PKS Patuh atau Hengkang
Spacer
Morning DispatchPAUSE - Cegah Anak Dekat TV
Spacer
Morning DispatchEDITORIAL Kabinet Suram
Spacer
Other pages in this editionEntire Edition
SpacerSpacerSpacer
OlahragaRead More
Spacer
Legenda NBA Ramaikan Streetball
Ukraina Bangun 80 Hotel Baru
Lagi, PSSI Ingkari Hasil Kongres
MegapolitanRead More
Spacer
SPBG Trans-Jakarta Meledak
Atur Jadwal Transportasi untuk Hindari Penumpukan
Polri dan Interpol India Buru Ralph Marshal

EDITORIAL » Kabinet Suram
PEROMBAKAN Kabinet Indonesia Bersatu II selesai sudah. Hiruk pikuk dan drama selama tiga pekan di kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, berakhir antiklimaks, yaitu susunan kabinet yang baru itu tak mampu menyapu kabut gelap di langit Republik.
Tidak ada menteri baru dengan karakter kuat. Bahkan, ada menteri yang harus belajar dulu, baru bisa nyambung dengan tugasnya yang baru. Sebuah kabinet yang suram.
Presiden juga tidak menunjukkan arah yang meyakinkan publik bahwa di akhir masa pemerintahannya nanti dia akan meninggalkan kinerja yang mengesankan rakyat.
Respons pasar pun dingin-dingin saja. Boleh jadi karena pasar sepertinya sudah paham betul bahwa perombakan kabinet di era Yudhoyono lebih seru seremoninya ketimbang substansinya.
Kabinet baru itu gagal mengubah pesimisme menjadi optimisme. Di sana-sini yang terdengar suara negatif. Misalnya, inilah kabinet gembrot dengan banyak wakil menteri. Presiden hanya sanggup melakukan kompromi; Partai Demokrat kehilangan satu kursi sama persis dengan PKS. Adil kan?
Bahkan, Presiden sengaja mengubah peraturan agar bisa memasukkan orang yang berpangkat menengah menjadi wakil menteri. Peraturan dibikin longgar, tidak lagi merujuk jenjang karier, melainkan asalkan pegawai negeri.
Begitu buruknya harapan terhadap kabinet baru ini sehingga ada yang berpendapat tidur saja pemerintah, Indonesia akan menjadi lebih baik.
Pemerintahan Yudhoyono hanya punya waktu tiga tahun. Itu pun formalnya, sebab banyak menteri asal partai yang akan sibuk mengurus partai mereka menghadapi Pemilu 2014.
Dalam waktu yang pendek itu, siapakah yang percaya bahwa pemerintahan menjadi lebih bersih kalau menteri yang dipersepsikan korupsi justru dipertahankan?
Siapakah yang percaya transportasi publik akan lebih baik karena menterinya diganti? Siapakah pula yang percaya berbagai impor yang merugikan petani akan dihentikan karena menteri perdagangannya baru?
Menteri boleh saja baru. Menteri yang satu boleh saja dipindahkan ke kementerian lain. Akan tetapi, kuat pesimisme bahwa permasalahan tetap tak dapat diselesaikan.
Sebab, solusinya pun juga begitu-begitu saja, yakni melalui pidato, instruksi, tanpa disertai dengan tindakan yang tuntas.

PAUSE » Cegah Anak Dekat TV
ANAK berusia di bawah usia dua tahun sebaiknya jangan dibiasakan akrab dengan televisi. Sebaiknya dekatkanlah mereka dengan permainan yang merangsang fisik, kreativitas, dan nalar.
Demikian hasil penelitian terbaru American Academy of Pediatrics. Berdasarkan data, saat ini 90% orangtua di AS membiasakan anak mereka dengan televisi sejak dini agar tidak mengganggu kesibukan. Misalnya dengan acara Sesame Street.
Namun, hal itu malah menyebabkan beberapa persoalan anak seperti gangguan tidur dan perkembangan kemampuan bahasa. "Ada kesenjangan yang dibuat perkembangan digital," ujar pemimpin penelitian Dr Ari Brown. (Livescience/*/X-5)

ON THIS DAY »
1986: Kepulauan Marshall Merdeka dari AS
1969: Siad Barre Jadi Presiden Somalia
1954: The Fellowship of the Ring Diluncurkan

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Cara Seo Blogger