KORUPSI boleh jadi tema panas sepanjang 2012. Politisi, birokrat,juga pengusaha ramai-ramai berkubang dalam persoalan negara yang tak kunjung rampung itu.
Muhammad Nazaruddin, salah satunya, melejit bak selebritas. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu terbukti melakukan tindak pidana korupsi dengan melahap cek suap senilai Rp4,6 miliar. Dari partai yang sama, mantan wakil sekretaris jenderal dewan pengurus pusat, Angelina Sondakh, menjelma jadi tersangka dalam kasus suap pembangunan Wisma Atlet. Dia dituntut 12 tahun penjara.
Seakan tidak mau ketinggalan, para birokrat pun terjerembap kasus rasywah. Sebutlah mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S. Goeltom, mantan Kepala Korlantas Polri Irjen Djoko Susilo, juga Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amran Batalipu, serta mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.
Tak hanya kasus korupsi, peristiwa kecelakaan sepanjang 2012 juga ikut merundung bangsa ini. Penerbangan promosi (joyflight) pesawat Sukhoi Superjet 100 berubah jadi malapetaka yang menewaskan 45 penumpang pesawat itu. Pada bulan berikutnya, pesawat Fokker F-27 milik TNI Angkatan Udara jatuh di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sepuluh orang tewas. Di darat pun kecelakaan terjadi. Pada awal tahun, sembilan pejalan kaki di kawasan Gambir, Jakarta, meregang nyawa akibat ditabrak mobil Xenia yang dikemudikan Afriyani Susanti.
Di dunia olahraga, lagi-lagi pil pahit harus ditelan Indonesia tercinta pada 2012. Cabang bulu tangkis yang pernah jadi kebanggaan bangsa semakin terpuruk saat tim Thomas dan Uber Cup 2012 gagal masuk semifinal dalam turnamen di Wuhan, China. Sepak bola Indonesia yang sudah minim prestasi pun masih harus ditambah dengan munculnya dualisme liga dan tim nasional.
Pelanggaran hak asasi manusia masih merebak di Nusantara. Di antaranya kasus pembakaran permukiman kaum Syiah di Jawa Timur, juga kekerasan terhadap jurnalis yang dilakukan anggota TNI. (Sumaryanto/M-3)
Media Indonesia | Sabtu, 29 Desember 2012 | h. 8-9