Sekadar menelusuri jejak-jejak peradaban

Jumat, 21 Maret 2014 Mungkin Armageddon

* Jika asteroid itu menumbuk bumi, efeknya 20 juta kali bom Hiroshima

Kiamat sudah dekat? Sebuah asteroid raksasa diperkirakan akan jatuh dan menubruk bumi pada Jumat, 21 Maret 2014. Jika terjadi, efeknya tak ubahnya sebuah kiamat. Seorang juru bicara Pusat Informasi Obyek Sekitar Bumi Pemerintahan Inggris menggambarkan, efek yang ditimbulkannya diperkirakan bisa mencapat 20 juta kali bom Hiroshima!

Jika benda langit seberat 2.6 miliar ton dengan kecepatan 32 km per detik ini jatuh ke bumi, menurut Robert Roy Britt, penulis sains Space.com, dampaknya akan terasa secara global, setidaknya “kehancuran regional yang kemudian meluas”. Hal yang sama juga diungkapkan koresponden sains BBC, Christine McGourty, yang mengatakan, secara teoretis jatuhnya asteroid memang bisa menyebabkan kehancuran yang sangat luas.



Namun, syukurlah, kemungkinan tubrukan ini relatif kecil, hanya satu dari 909 ribu kemungkinan. Malah, berdasarkan skala Turino, fenomena ini masih dikategorikan masuk skala nol dari 10 skala.

Lembaga Antariksa Inggris tersebut mengeluarkan peringatan mengenai ancaman asteroid setelah sebuah batu raksasa berhasil diamati di New Mexico pada Ahad (24/8) oleh Lincoln Near Earth Asteroid Research Program. “Obyek luar angkasa ini akan termonitor lebih dekat pada dua bulan mendatang dan para astronom akan melanjutkan penyelidikan ini sepanjang periode itu.”

Asteroid bernama 2003 QQ47 itu berupa gumpalan batu yang tersisa dari pembentukan tata surya pada 4,5 miliar tahun lalu. Sebagian besar asteroid berada pada jarak aman dari bumi, berada di antara planet Mars dan Jupiter. Tapi pengaruh gravitasi planet besar seperti Jupiter dapat mendorong asteroid terpental ke luar dari orbit yang aman dan mengirimkannya ke arah bumi.

Asteroid juga sering disebut planet yang berukuran kecil sekali. Beredar mengelilingi matahari di antara Mars dan Jupiter, tetapi ada juga yang beredar jauh sekali memotong lintasan planet lain, bahkan mendekati lintasan bumi. Saat ini telah dicatat sekitar 500 ribu asteroid, di antara yang terakenal adalah Ceres, Vesta, Flora, Eunomia.

Lain halnya dengan fenomena benda langit lain seperti komet. Komet ini berupa gumpalan “salju kotor”, terdiri dari debu angkasa dan gas yang beku. Jejak panjang ekor komet adalah uap gas dan debu yang memantulkan cahaya matahari. Sebagian besar komet memiliki orbit yang aneh dan gila-gilaan, kadang bisa mencapai titik terjauh dari orbit Pluto. Komet Halley adalah salah satu yang terkenal, muncul terakhir pada 1985-1986.

Lainnya adalah meteor, yang beberapa jatuh ke bumi secara periodik, dan umumnya berasal dari pecahan asteroid, tapi mungkin juga berasal dari komet. Seperti pada November 1999, terjadi hujan meteor Leonid, ketika bumi memasuki wilayah tata surya di mana terdapat sisa-sisa material pembentuk komet.

Selain QQ47, pada 16 Maret 2880, asteroid yang dikenal sebagai 1950 DA diperkirakan akan melayang sangat dekat dengan bumi dan mungkin menabraknya. Batu angkasa berdiameter 1 kilometer lebih itu bisa jadi menumbuk Atlantik dengan kecepatan 60 ribu km per jam.

Meski kemungkinan tumbukan langsung relatif kecil, menurut Steven Ward, peneliti Institute of Geophysics and Planetary Physics UCSC, sepanjang sejarah bumi, asteroid sebesar ini secara periodik menghantam bumi dan menimbulkan bencana serius. Apa yang disebut tumbukan K/T misalnya, dipercaya telah memusnahkan dinosaurus 65 juta tahun lalu.

Ancaman asteroid QQ47 yang perkiraan jatuhnya lebih dekat—yakni kurang dari 11 tahun lagi—dibanding 1950 DA, memang mendapat publikasi yang cukup luas. Namun, Dr. Sara Russell, peneliti meteor di London’s Natural History Museum, mengaku tidak begitu khawatir dengan ancaman QQ47. “Kemungkinannya sangat kecil, tapi memang harus terus diamati.”

Seorang juru bicara penerbit buku William Hill malah menggambarkan, kemungkinan satu dari 909 ribu itu sama saja dengan membayangkan ekspedisi berawak ke Mars akan bertemu dengan Monster Loch Ness di planet merah itu, atau membayankan Elvis Presley hidup kembali dan menikahi Madonna. (budiputra/bbcnews, ap, afp, space.com)

Ancaman Asteroid
Sejumlah astronom Amerika Serikat mengingatkan bahwa asteroid secara teoretis akan jatuh dan menghantam bumi pada 2014. Tapi mereka juga menambahkan, batu raksasa yang dinamakan 2003 QQ47 itu akan menubruk bumi hanya satu dari 909 kali kemungkinan.
  • Ukuran: 1,2 km persegi
  • Energi: 20 juta kali bom Hiroshima
  • Kecepatan: sekitar 32 km/detik
  • Tanggal jatuh: 21 Maret 2014



Bermula dari Kecurigaan Astronom
Asteroid ternyata bukan sekadar ancaman, tapi juga sebuah misteri. Bermula dari kecurigaan para astronom pada abad ke-18 mengenai perbedaan jarak yang terlampau jauh yang memisahkan orbit planet Mars dengan Jupiter, pada gilirannya memunculkan spekulasi bahwa antara orbit kedua planet tersebut pastilah ada sebuah planet yang belum dikenal.

Upaya pencarian obyek misterius tersebut akhirnya membuahkan hasil ketika pada 1 Januari 1801, seorang astronom berkebangsaan Italia, Giuseppe Piazzi (1746-1826) dari Observatorium Palermo berhasil menemukan obyek yang semula disebut-sebut sebagai “planet kelima” itu.

“Planet” baru tersebut kemudian diberi nama Ceres, mengambil nama seorang Dewi bangsa Sisilia kuno. Tidak lama setelah penemuan ini, Maret 1802, Johann Olbers, seorang astronom berkebangsaan Jerman menemukan lagi sebuah “planet kecil” lainnya yang diberi nama Pallas. Kemudian berturut-turut ditemukan Juno oleh C.L. Harding (1804) serta Vesta oleh Johann Olbers (1807).

Sejak itu, komunitas astronomi mulai menggunakan istilah asteroid atau planet minor untuk menyebut sekumpulan benda angkasa berukuran kecil dengan bentuk tidak beraturan yang mengorbit matahari.

Selanjutnya disepakati bahwa penamaan untuk asteroid menggunakan nama yang diberikan si penemu dengan diawali nomor urut penemuannya, misalny 1 Ceres, 433 Eros, 2340 Hathor, dan seterusnya.

Sejauh ini, yang tercatat sebagai asteroid dengan ukuran terbesar adalah Ceres dengan diameter sekitar 1.000 km. Sekitar 16 asteroid diketahui memiliki diameter di atas 240 km, sedangkan sisanya memiliki diameter kurang dari itu.

Asteroid umumnya tersusun atas batuan dan logam. Salah satu teori menyebutkan bahwa asteroid adalah merupakan sisa-sisa dari sebuah planet yang hancur akibat ledakan atau tabrakan dengan obyek lain. Namun demikian, pengamatan lebih jauh menunjukkan bahwa asteroid kemungkinan besar tidak pernah menjadi bagian dari sebuah planet.

Hingga saat ini telah ribuan asteroid berhasil dikenali. Sebagian besar di antaranya berada di antara Mars dan Jupiter, di daerah yang dikenal sebagai “sabuk asteroid” (asteroid belt) namun beberapa di antaranya memiliki garis edar menyimpang.

Salah satu yang terkenal adalah Icarus, yang namanya diambil dari tokoh legenda Yunani tentang manusia bersayap yang terbang terlampau dekat dengan matahari. Pada perihelion (titik terdekat dengan matahari), asteroid ini berada pada jarak yang lebih dekat dengan matahari daripada objek manapun juga hingga dapat menjadi merah membara. Sementara itu asteroid yang dikenal dengan nama Hidalgo, garis edarnya hampir mencapai orbit Saturnus.

Ada sejumlah asteroid yang garis edarnya memotong orbit Bumi sehingga dapat dipandang sebagai sebuah ancaman bagi planet Bumi beserta penghuninya. Asteroid semacam ini biasa disebut dengan istilah “Near-Earth Asteroid” (NEA). Sebuah asteroid digolongkan sebagai NEA apabila garis edarnya dapat mencapai jarak 1.3 AU (sekitar 195 juta km) atau kurang dari matahari.

Diduga sebagian besar dari NEA keluar dari sabuk asteroid akibat bertabrakan dengan asteroid lainnya atau karena pengaruh gravitasi Jupiter. (bp/dhani.singcat.com)

Sumber: Koran Tempo | Jumat, 5 September 2003 | Halaman B8
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Cara Seo Blogger